shodiqah.com

Fenomenal Yang Terjadi Di Pesantren

 Pesantren mungkin tidak asing lagi terdengar oleh telinga kita. Sebuah wadah untuk mencari ilmu agama. Sekarang pesantren sudah bak jamur di indonesia tinggal hati saja yang akan menentukan pilihan.

Selagi kita membicarakan pesantren, aku akan membagi cerita tentang diriku yang kurang lebih sudah berkecimpung dalam dunia ini selama 9 tahun. Yap,bukan lagi orang baru tapi sudah cukup lama.

Baca juga:Keunikan Pesantren

Aku sudah menjejaki dua pesantren yang cukup besar di sumatera barat. Dan memang benar,fenomena ini terjadi di setiap pesantren.

Pengen tahu kan?

Itu adalah foto pesantrenku.

Setiap pesantren akan merasakan yang namanya kehilangan murid dengan jumlah yang cukup besar. Kehilangan maksudnya berhenti di tengah jalan. Dengan alasan yang sangat beragam. Dari yang bisa di terima oleh akal sampai yang tidak masuk akal.

Yang awalnya mendaftar sampai 500 orang dalam satu angkatan, namun ketika sudah angkatan terakhir tinggal 50 orang. Ayooo,kira-kira kemana 450 orang lagi?

450 orang lagi sudah berkelana di sekolah yang pengen mereka tuju. Ada yang keluar karna merasa tidak betah, terkekang dengan aturan yang ada dan lain sebagainya.

Karna hasrat yang begitu besar untuk cepat keluar dari pondok bermacam cara kadang mereka lakukan supaya di keluarkan dari pondok. Seorang yang apabila di paksa untuk mondok banyak berakhir dengan begitu. Namun bagi orang yang memang dari hatinya mondok,bisa bersinar bak bulan purnama dengan prestasi yang gemilang.

Kebanyakan, justru orang tua yang sangat gigih dari pada sang  anak. Karna orang tua sangat ingin anaknya bisa menjadi anak yang sholeh yang kelak mendoakannya. Orang tua mana yang nggak mau kan?

Ada juga Anak mau mondok, tapi orang tua yang ngeyel anaknya agar bisa berhenti dari pondok. Dengan alasan "Nanti mau jadi apa?"                          Banyak orang tua yang menganggap remeh pesantren. Yang memandang sebelah mata pendidikan pesantren.

Betapa banyak seorang lulusan pesantren menjadi polisi,dokter dan tentu menjadi seorang ustad yang akan membantu orang banyak untuk menjawab persoalan-persoalan hidup. Malahan jika seorang yang menjadi pejabat nanti lulusan pondok insyaallah ia sebagai pejabat yang takut akan hukum Allah swt.

Memang benar,setiap yang mondok prilakunya baik tentu saja tidak. Ada perumpaan "Dimana Nabi Muhammad di situ pasti ada Abu Jahalnya".

Apakabar ya teman-teman yang berada di luar? 

Banyak juga loh,mereka curhat selepas keluar dari pondok,merasa menyesal karna telah memilih jalan itu. Tapi juga ada yang memang sangat-sangat bersyukur dengan pilihan mereka. Dengan alasan mereka sendiri.

Baca juga: Ponpes Nurul Yaqin Ringan-Ringan Membuka Pendaftaran

Seorang santri jika memang dari hatinya mondok nanti ketika ia mulai mengarungi dunia Ia tidak akan bingung lagi karna di pondok mereka sudah menemukan hal-hal seperti itu.

Pesantren adalah medan perang  kecil pertama yang mereka tempuh sebelum berperang di medan yang lebih besar. Untuk itu,mereka tidak terlalu merasa ambigu dengan lingkungan sekitar mereka.

Kembali ke fenomena tadi. Dan alhamdulillah rasa syukur kepada Allah swt yang menjauhkan saya dari 450 orang yang keluar dari Pesantren. Nikmat mondok sangat berbekas dari hati walaupun banyak ujian yang mesti di lalui. Sebelum terjun kemasyarakat mesti terjun dulu kekerabat. Mulai perlahan-lahan kepada orang tua,adik dan sanak famili. 

Pernah suatu hari Orang tua menanyakan sesuatu kepadaku dan aku jawab dengan ilmu yang seadanya. Beliau menangis karna ada rasa bangga. Walaupun masih belia setidaknya berusaha dulu dengan ilmu seadanya. Aku bukanlah orang yang baik tapi punya impian menjadi seorang yang baik dan berguna bagi manusia lainnya.

teman angkatan

Ini adalah foto angkatan ku. Coba tebak aku yang mana!

Alhamdulillah bisa bergabung dengan orang-orang pilihan. Semoga kita bisa menyebarkan Agama Allah swt dengan ajaran-ajaran yang telah di syariatkan Allah swt dan Rasulullah saw.

Jangan lupa mampir ke Akun Instagramku

Aku di bantu oleh Ruang Aksara. Terima kasih🙏

http://www.ruangaksaraku.com




7 komentar

Hai... Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat untuk Para Asdiqo'.
Shodiqah tunggu komentarnya ya, tetapi jangan tinggalkan link hidup di dalam komentar.

  1. Wah.. saya baru tahu mb ada fenomena seperti ini di pondok.. pengetahuan baru utk saya ini mb 💖

    BalasHapus
  2. Seru banget ya di pondok banyak teman dalam suka-duka, belajar bareng..kompak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. الحمد لله mbak
      Terima kasih dah mampir mbak😅

      Hapus
  3. Wah, menarik ya, Mbak. Dulu yang ada di pikiran saya tiap dengar kata "mondok" itu rada-rada negatif. Karena ada saudara yang pernah mondok tapi bukan lulusan pondok. Hehehehe. Ya seperti 450 orang yang Mbak ceritakan di atas. Dia selalu cerita kalau mondok itu gini-gini, gitu-gitu, nggak kerasan, apa-apa diatur, dsb, dsb. Padahal ya emang orangnya aja yang pengen bebas, nggak mau diatur. 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mbak. Jadinya kasian yg benar² niatnya mondok🥲

      Hapus
  4. Ya mbak jadinya yg benar² niat mondok jd ikut tersudutkan mbak🤧🥲

    BalasHapus