shodiqah.com

5 Perempuan Mulia Di masa Kecil Rasulullah SAW


Perempuan merupakan salah satu fondasi penting dalam kemajuan masa depan. Melalui “tangan perempuan” , lahir sosok pemimpin masa depan umat.

Rasulullah diasuh oleh perempuan mulia sepanjang masa. Perempuan yang mengisi relung hati Muhammad kecil. Perempuan yang elok dari segi akhlak dan didikan, teladan yang patut dicontoh para perempuan di zaman sekarang.

Tidak cuma mengandalkan kecantikan semata, ilmu dan pendidikan merupakan hal utama untuk mencetak anak-anak agar berakhlak mulia.

Kelahiran Rasulullah SAW

Rasulullah lahir hari senin bertepatan dengan 12 Rabiul Awal tahun Gajah, dikediaman paman beliau Abu Thalib di Mekah. Waktu shubuh yang mulia, dengan kelahiran manusia yang paling agung.

Kelahiran yang paling ditunggu semua makhluk, sang pembawa risalah nubuwwah, penebar cahaya kebenaran dan orang yang paling ditunggu syafaatnya di akhirat kelak.

Rasulullah lahir dalam keadaan tangan mengepal namun telunjuk tetap lurus, dan dalam keadaan sudah berkhitan.

Sang kakek Abdul Muthalib menyematkan nama Muhammad, karena besar harapan beliau untuk bayi mungil dipangkuannya.

Ketika ditanya kenapa memberi nama Muhammad. Beliau akan menjawab “Semoga Allah dan para penghuni langit dan bumi selalu memujinya”.

Perempuan Yang Mendampingi Sayyidah Aminah Ketika Melahirkan

1. As-Syifa binti Auf bin Abd bin Harits bin Zahrah

Ibunda dari sahabat mulia yaitu Abdurrahman bin Auf.
Beliau sebagai bidan yang menyambut kelahiran Rasulullah. 

Beliau berkata “Proses kelahiran yang sangat mudah dan menakjubkan. Ketika muhammad lahir, keluar cahaya yang meliputi ufuk timur dan barat, sehingga aku bisa melihat sebagian istana yang berada di kota Syam. Ketika itu juga aku mendengar suara “ Rahimaka Rabbuk (Tuhanmu Telah Merahmatimu)” yang entah bersumber dari mana.

2. Fatimah binti Abdullah

Ibunda dari sahabat Usman bin Abd bin Ash.
Kalimat takjub saat menyaksikan kelahiran Rasulullah keluar dari lisannya

“Ketika Muhammad lahir semua sudut rumah diterangi cahaya yang begitu memancar, cahaya yang tidak diketahui berasal dari mana. Ketika pandanganku melayang ke langit, kudapati gugusan bintang yang indah, sangking banyaknya seolah-olah mau jatuh menimpaku”.
Hari yang sangat menakjubkan, semua makhluk dilangit dan dibumi menyambut dengan suka cita.

3. Ummu Ayman Barakah binti Tsa’labah

Ibunda dari sahabat Usamah bin Zaid bin Haritsah.
Perempuan yang mendidik dan mengasuh Rasulullah. Perempuan yang sudah dianggap sebagai Ibu kandung sendiri.

4. Tsuwaibah

Perempuan yang diutus paman beliau Abu Lahab untuk memberi kabar akan kelahiran Rasulullah. Ketika Rasul lahir beliau bergegas mendatangi sang paman, untuk meyampaikan khabar gembira.

Saat itulah beliau merdeka dari perbudakkan. Abu Lahab memerdekakannya karena menyambut dengan suka cita atas kelahiran sang ponakan. Untuk itu setiap hari senin azab beliau ditangguhkan.
فما أكرم مولده الشريف عند من عرف قدره وبركته
"Alangkah mulianya kelahiran Rasulullah, bagi orang yang mengetahui kekuasaan dan keberkahan dibalik kelahirannya”.

Seorang Abu Lahab yang sangat memusuhi Rasul, karena kegembiraannya menyambut kelahiran sang keponakan saja dikasih keringanan azabnya, masak kita yang sudah menjadi umatnya masih ragu untuk bergembira atas kelahiran beliau?

5 Perempuan Mulia Yang Mengasuh Dan Mendidik Rasulullah Kecil


1. Aminah binti Wahab

Perempuan mulia dari nasab yang mulia. Ibunda Aminah bukan sekedar perempuan biasa seperti umumnya. Perempuan yang selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga, perempuan yang jauh dari perbuatan tercela. Mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, dan kecantikan yang luar biasa.

Karena itulah beliau digelari dengan Zahratul Quraisy yang artinya Bunga dari Suku Quraisy.
Dengan keistimewaannya itulah sang kakek Abdul Muthalib, menikahkan beliau dengan Abdullah. Perempuan yang tinggi kedudukan baik dari segi harta, nasab, paras maupun agama. Ciri-ciri wanita sholehah semua melekat pada dirinya.

Perempuan yang diuji ketika masa kehamilan. Diuji dengan wafatnya suami tercinta. Kehilangan suami ketika masa mengandung sangatlah berat.
Masa kehamilan yang sangat berbeda dengan wanita umumnya. Setiap malam beliau bermimpi bertemu dengan Para Nabi Allah, yang menyampaikan pesan bahwa anak yang dikandungannya bukanlah manusia sembarangan.

Umur beliau juga tidak panjang, beliau wafat ketika Rasulullah berumur 6 tahun, di Abwa’ desa antara Mekah dan Madinah.
Beliau jatuh sakit ditengah perjalanan mau pulang dari menziarahi makam suami dan mengunjungi sanak saudara suaminya, sekaligus dalam rangka menjalin silaturahmi antara Rasulullah dengan keluarga sang ayah. Beliau berada disana selama satu bulan.

2. Tsuwaibah Maulah Abi Lahab

Setelah Rasulullah disusui Aminah selama 7 hari. Beliaupun diserahkan kepada Tsuwaibah untuk menjadi ibu susunya. Tsuwaibah mempunyai anak bernama Masruh.
Beliau menyusukan rasul beberapa hari, selain itu beliau juga ibu susuan dari Abu Salamah Abdullah bin Abdil Asad Al-Makhzumi dan Paman Rasul Hamzah bin Abdul Muthalib.

3. Halimah binti Abi Dzuaib Abdullah bin Harits

Salah satu kebiasaan Kaum Quraisy adalah menyusukan anak-anaknya ke kabilah yang tinggal diperdesaan. Karena kehidupan didesa lingkungan pergaulannya masih bagus, bahasa yang masih terjaga dan penduduknya yang selalu berkata lembut.
Ketika Rasulullah berada dibawah asuhannya, banyak hal yang berubah dikehidupan keluarganya. Kehidupan yang serba kekurangan, menjadi tercukupi.

Pergi ke mekah bersama suami, dan bayi mungil dipangkuannya. Merantau dengan harapan ada ibu bayi yang mau menjadikannya sebagai ibu susuan. Bayi kecil yang bernama Abdullah selalu saja menangis, karena tidak ada air susu yang akan mengisi perutnya.

Halimah berkata “Demi Allah kami tidak bisa tidur sebab suara bayi yang selalu menangis karena kelaparan.
Hari demi hari datanglah Aminah yang membawa Rasulullah, awalnya Halimah ragu menerima tawaran, namun karena melihat kondisi yatimnya Rasul, beliaupun menerima dengan tujuan berbuat baik kepada anak yang ditinggalkan sang ayah ketika masih di dalam kandungan.

Tak disangka keadaan ekonomi keluarganya bahkan penduduk desa juga ikut berubah dengan kedatangan Rasulullah. Semua ternak dan tanaman masyarakat desa tumbuh berkembang biak.

Beliau menyusukan Rasul sampai usia 2 tahun. Rasulullah bersama beliau selama empat tahun. Selain itu beliau juga menjadi ibu susuan dari Abi Sufyan bin Harits bin Abdil Muthallib dan Paman Rasul Hamzah bin Abdul Muthalib.
Rasulullah dan Pamannya Hamzah, saudara sepersusuan dari Sayyidah Tsuwaibah dan Sayyidah Halimah.

Ketika mendengar dada Rasulullah dibelah, rasa takut dan khawatir datang menghantui, karena takut terjadi apa-apa beliaupun menyerahkan Rasulullah ketangan ibu tercinta.

4. As-Syaima’ Anak Perempuan Halimah

Beliau adalah saudara sepersusuan Rasul, tumbuh dibawah atap yang sama. Rasa sayang tumbuh antar dua saudara. Beliau selalu menjaga Rasul disetiap keadaan, memperhatikan baginda dikala bermain, menggendong dan selalu memegang tangan Rasul kemanapun dia pergi.
Karena kecintaanya itulah tercipta bait-bait syair yang indah.

يا ربنا أبقِ لنا محمدا * حتى أراه يافعا وأمردا
ثم أراه سيدا مُسَوَّدا * وَاكْبِتْ أعاديه معا والحُسَّدا
واعطه عزا يدوم أبدا

Wahai Tuhan kami, tetapkanlah Muhammad selalu bersama kami
Sehingga aku bisa melihat pertumbuhannya sampai menjadi lelaki yang gagah
Kemudian aku melihatnya menjadi pemimpin yang rapi
Jagalah dia dari musuh dan orang-orang yang dengki
Dan berilah ia kemuliaan selama-lamamya

Bait indah yang keluar dari lisan untuk mengungkapkan rasa sayang sedalam-dalamnya.
Namun apa kata, Rasulullah dikembalikan kepada ibunya. Perpisahan antar saudara yang sudah lama terjalin. Murung dan sedih menghiasi wajahnya ketika melepaskan tangan mungil Baginda Rasul.

Ketika awal risalah, pertemuan antar saudarapun terjadi. Syaima’ berada dirombongan orang-orang yang ingin memerangi Rasul.
Beliaupun mengatakan “Aku tidak ikut memerangi Muhammad, aku adalah saudari sepersusuannya”. Mendengar kalimat itu, para sahabatpun mengantarkan beliau kehadapan Rasul.

Karena perpisahan yang lama, Rasulpun tidak mengingat beliau. Sehingga Rasul mengatakan “Jika kamu benar saudariku, coba perlihatkan bekas gigitan yang ada dilenganmumu!”. Syaima’pun menyingsingkan lengan bajunya, dan memang benar ada bekas gigitan.
Setelah itu gelak tawa lepas dari keduanya, saling melepas rindu antar saudara yang sudah lama berpisah.
Untuk memuliakan saudarinya, Rasulpun memerdekakan semua rombongan yang datang bersamanya.

5. Ummu Ayman Barakah binti Tsa’labah bin Hisn bin Malik Al-Habasyiyah

Seorang Jariyah tawanan dari Pasukan Habsyah yang ingin menghancurkan Kakbah. Ummu Ayman dimerdekakan Rasulullah saat menikah dengan Sayyidah Khadijah.
Beliau menikah dengan Zaid bin Haritsah dan dikarunia anak bernama Usamah bin Zaid.
Ketika Sayyidah Aminah wafat beliau selalu berada di samping Rasulullah.

كان رسول الله يقول عنها : أم أيمن أمي بعد أمي
“Ummu Ayman adalah ibuku sesudah ibu kandungku (Sayyidah Aminah)”

Ketika Rasulullah kecil beliau bercerita. Rasulullah tidak pernah menyusahkannya.
Rasulullah tidak pernah mengatakan lapar bahkan haus. Dipagi hari beliau selalu minum air zam-zam beberapa tegukan. Setiap kali ditanya mau makan pas sore hari, Rasul akan selalu menjawab beliau dalam keadaan kenyang.

Ketika Rasulullah wafat, beliau menangis sejadi-jadinya. Sehingga dua sahabat tercinta Rasul, yaitu Abu Bakar dan Umar bertanya, apa yang membuat beliau sebegitu sedihnya.
Ummu Ayman menjawab: “ Aku menangisi meninggalnya Rasul lantaran setelah beliau wafat tidak ada lagi khabar yang akan datang dari Allah SWT, risalah selesai dengan meninggalnya beliau.

Mendengar kalimat itu, dua sahabat mulia juga ikut menangis.
Ummu Ayman wafat pada awal masa kekhalifahan Sayyidina Usman bin Affan.

Penutup

itulah 5 perempuan mulia yang berada dekat dengan Rasulullah dimasa kecil. Mereka semua perempuan teladan, perempuan ahli surga. Perempuan tangguh yang menemani masa kecil Rasulullah.
Semoga kita bisa berada dirombongan mereka semua. Perempuan adalah para pendidik yang ulung, sifat sabar dan penyayang yang melekat didirinya, menyihir semua orang agar selalu berada didekatnya.

رضي الله عنهن وارضاهن وجمعنا بهن في جنته آمين






























Posting Komentar

Hai... Terima kasih sudah berkunjung. Semoga tulisan saya bisa bermanfaat untuk Para Asdiqo'.
Shodiqah tunggu komentarnya ya, tetapi jangan tinggalkan link hidup di dalam komentar.